Jl. A. Yani KM.28,7 Landasan Ulin, Banjarbaru, Kalimantan Selatan
(0511) 4707872
admin@foreibanjarbaru.or.id

KHDTK KINTAP

Balai Penerapan Standar Instrumen Lingkungan Hidup dan Kehutanan Banjarbaru

KHDTK Kintap sebagai salah satu sarana dan prasarana kegiatan penelitian, dimana hingga saat ini areal tersebut telah dijadikan objek dan tempat penelitian bagi mahasiswa baik program Strata-1 (S1), Pasca Sarjana (S2) dan program doctor (S3) dan penelitian lain. Menurut SK Menteri Kehutanan No. SK. 83/Menhut-II/2004 tanggal 10 Maret 2004 luas Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus Kintap adalah 1000 ha.

KHDTK mempunyai fungsi pokok sebagai pendukung kegiatan penelitian dan pengembangan,selain itu dapat juga dimanfaatkan sesuai dengan potensi yang ada berdasarkan blok-blok pengelolaan yang telah ditetapkan. Prinsip pemanfaatan ini yakni memperoleh manfaat hasil dan jasa hutan secara optimal, adil, dan lestari bagi kesejahteraan masyarakat. Berdasarkan prinsip tersebut masyarakat sekitar sebagai subyek penerima manfaat, sehingga rencana pengelolaan ini harus dirancang agar masyarakat dapat berperan aktif dalam pengelolaan KHDTK. Hal ini sejalan dengan Permenhut No: P.39/Menhut-II/2013 tentang Pemberdayaan Masyarakat Setempat Melalui Kemitraan Kehutanan.

LOKASI

KHDTK Kintap terletak pada areal HPH PT Hutan Kintap, termasuk dalam wilayah Dinas Kehutanan Kabupaten Tanah Laut. Berdasarkan administratif pemerintahan, lokasi ini termasuk dalam desa Riam Adungan, Kecamatan Kintap, Kabupaten Tanah Laut Provinsi Kalimantan Selatan. Berjarak dari Banjarbaru ± 205 km ( jalan aspal 181 km dan 24 km jalan tanah). Areal didominasi oleh vegetasi asal belukar mahang dimana sebelumnya terdiri dari hutan alam produksi. Secara geografis terletak antara 114°50’32’’ – 115°19’51’’ BT dan 3°36’53’’ – 3°55’40’’ LS.

Topografi datar sampai bergelombang ringan serta berbukit sampai bergunung dengan ketinggian antara 50-625 m dpl. Memiliki kemiringan antara 0-23% atau bergelombang ringan sampai berat.

Berdasarkan peta tanah tematik Kalimantan Selatan tahun 1985, tipe tanahnya podsolik merah kuning dan laterik dari bahan induk batuan beku dengan fisografi datar.

Berdasarkan klasifikasi iklim menurut Schmidt dan Ferguson, iklim di lokasi ini termasuk tipe iklim b dengan nilai Q berkisar antara 13,3 – 33,33%. Musim hujan berlangsung antara bulan November-April dan musim kemarau bulan Mei-Oktober. Suhu Rata-rata 25°C dengan suhu minimum dan maksimum antara 22,6°C dengan 29,9°C. Rata-rata curah hujan tahunan 3.017 mm dan rata-rata hari hujan 154 hari/tahun.

Sarana dan Prasarana

Aktivitas penelitian di KHDTK Tumbang Nusa telah ditunjang oleh sarana prasarana penelitian sebagai berikut :

1. Base Camp

2. Mesin Pompa Air

3. Ruang training

4. Gudang

5. Generator listrik

6. Gerobak

7. Mesin pemadam kebakaran

8. Kendaraan dinas roda dua

9. Handy receiver

Potensi Alam KHDTK Kintap

Potensi Tegakan

Untuk mengetahui potensi tegakan telah dibuat Petak ukur Permanen (PUP) seluas 10 Ha. PUP tersebut tersebar 7 lokasi yang berbeda. Hasil inventarisasi potensi tegakan menunjukkan bahwa jumlah masing-masing jenis PUP berbeda-beda. Jenis-jenis permudaan mempunyai keragaman jenis yang sangat beragam. Keragaman jenis mencapai lebih dari 150 tumbuhan. Dari PUP yang dibuat, keragaman jenis terendah mencapai lebih dari 50 jenis tumbuhan . Kondisi ini menunjukkan bahwa kondisi tegakan di KHDTK Kintap masih sangat bagus dan regenerasi alami dari masing-masing tingkat permudaan masih berjalan dengan baik.

Potensi jenis-jenis anggrek lokal

Potensi anggrek lokal yang berhasil dikoleksi dan didapatkan sebanyak 27 spesies. Namun demikian, potensi anggrek di KHDTK masih sangat banyak karena lokasi eksplorasi masih sangat terbatas. Hasil eksplorasi tersebut dikoleksi pada pohon-pohon sekitar camp KHDTK dan persemaian Balitbang LHK Banjarbaru. Diantaranya adalah Acriopsis lilifolia , Thecostele alata, Anggrek Acriopsis lilifolia, Gastrochilus patinatus, Eria pudica, Dendrobium babiense, Agrostophyllum stipulatum dan Thrixspermum centipede.

Potensi fauna

Survey potensi fauna dilakukan terhadap jenis-jenis burung. Inventarisasi dilakukan dengan metode poin transek. Transek tersebut dibuat sebanyak 3 buah dan dibagi menjadi 5 poin dengan jarak 100 meter. Transek tersebut dibuat pada beberapa tipe yakni hutan sekunder, perbatasan hutan sekunder belukar dan sawit, dan semak belukar. Pengamatan dilakukan pagi dan sore sebanyak 3 kali pengamatan. Berdasarkan hasil inventarisasi potensi fauna (terutam burung) dari 52 jenis burung terdapat 13 jenis yang dilindungi. Hal ini menunjukkan bahwa KHDTK Kintap menjadi habitat yang baik untuk beberap jenis burung.