Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus (KHDTK) Riam Kiwa dibangun sejak tahun 1986 atas kerjasama Pemerintah Republik Indonesia dan Finlandia dalam Proyek ATA -267. Proyek ATA 267 telah membangun 80 plot percobaan dan penelitian dengan luas areal ujicoba ±500 ha. Sarana Prasarana penunjang yang tersedia di KHDTK Riam Kiwa antara lain pondok kerja, gedung penelitian, kantor, tower pengamat Api, rumah petugas lapangan , garasi tracktor,dan bak air.
Kegiatan penelitian di KHDTK Riam Kiwa lebih dikhususkan dalam kegiatan penelitian rehabilitasi di lahan kering dengan vegetasi asal alang-alang (Imperata cylindrica).
Beberapa kegiatan penelitian yang telah dilakukan di KHDTK Riam Kiwa antara lain : Introduksi jenis ( Species Trial),Uji tempat asal jenis ( Provenan Trial ), uji teknik silvikultur hutan tanaman ( pengelolahan lahan , pemupukan, jarak tanam ), uji tanaman campuran , agroforestry , uji pembangunan tegakan rotasi ke dua , pemuliaan pohon, pembangunan tegakan benih dan pencegahan kebakaran hutan dan lahan. Pada KHDTK Riam kiwa pernah digunakan sebagai tempat pelatihan dan praktik penggelolaan hutan tanaman untuk mahasiswa dalam penyelesaikan jenjang pendidikan S1,S2 serta S3.
Tahun 2004, areal Hutan Penelitian Riam Kiwa telah ditunjuk oleh Menteri Kehutanan RI sebagai kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus (KHDTK ) Riam Kiwa dengan SK.75/Menhut-II/2004 tanggal 10 maret 2004 dengan luas 1.455 ha .
Pada tahun 2006 di KHDTK Riam Kiwa telah dilakukan penyusunan rancang bangun areal (engineering design) agar perencanaan pengelolaan hutan penelitian jangka panjang lebih optimal sehingga dapat mendukung kegiatan Balai Penelitian Kehutanan Banjarbaru dalam melaksanakan kegiatan penelitian dan pengembangan khususnya teknologi pengelolaan hutan tanaman. Areal KHDTK Riam Kiwa dibagi kedalam 25 petak tanaman yang terdiri dari : 1) Tegakan hutan tanaman seluas 397,41 ha (27,31,96), 2). Tanaman muda seluas 6,60 ha ( 0,45 % ), 3).semak belukar seluas 123,94 ha (8,52 %), dan 4). Areal terbuka /ladang /alang-alang seluas 932,92 ha (64,59%). Kawasan Hutan Dengan Tujuan Khusus Riam Kiwa mempunyai peranan penting dalam menunjang kegiatan penelitian khususnya pembangunan dan pengembangan hutan tanaman hal ini diperkuat dengan adanya status hukum yang pasti berdasarkan penetapan oleh Menteri Kehutanan sebagaai Kawasan Hutan dengan Tujuan Khusus (KHDTK) Riam Kiwa , melalui Keputusan Menteri Kehutanan RI No 163/Menhut-II/2010.
Letak KHDTK RIAM KIWA
KHDTK Riam Kiwa secara geografis terletak pada 3º21´40״-3º23׳30״Lintang selatan dan 115 º 03׳ 40״ – 115 º 06׳0״ bujur timur dengan ketinggian tempat bervariasi antara 50-100 m diatas permukaan laut. Menurut batas administrasi kehutanan KHDTK Riam Kiwa termasuk dalam wilayah Dinas Kehutanan Kabupaten Banjar, Provinsi Kalimantan Selatan. Secara adminitratif pemerintahan, termasuk dalam wilayah Desa Lubang Baru ,Desa Loktunggul , Desa Maniapun, Kecamatan Pengaron dan Desa Sungai Jati , Kecamatan Mataraman, Kabupaten Banjar, Provinsi Kalimantan Selatan, KHDTK Riam Kiwa berjarak 50 Km sebelah Timur Laut dari kota Banjarbaru.
IKLIM
Iklim di KHDTK Riam Kiwa termasuk tipe B menurut klasifikasi iklim Scmidt & Ferguson, berdasarkan pengamatan di stasiun Meteorologi dan Giofisika Kecamatan Mataraman dari tahun 2001-2005 , curah hujan rata-rata tahunan sebesar 2.299 mm dengan hari hujan rata-rata tahunan sebesar 166 hari. Musim kemarau terjadi dari bulan Mei sampai September dengan curah hujan hanya 20% dari curah hujan rata-rata tahunan, suhu udara rata-rata 25ºC dengan suhu udara maksimum tahunan 33ºC dan minimum 22ºC.
TIPE TANAH
Tipe tanah di KHDTK Riam Kiwa didominasi oleh podsolik merah, podsolik kuning tersebar secara musaik dengan luasan yang relatife kecil, podsolik merah bercampur batu terdapat pada beberapa puncak bukit serta tanah alluvial terdapat pada daerah yang relative datar sepanjang alur dan sungai, ph tanah rendah (4,8-5,4).Tingkat kandungan potassium dalam tanah tergolong rendah, N tersedia 0,243%, kandungan potosium dalam tanah 0.239 me /100 gr, tektur fraksi debu 71,19 %, tektur liat 21,71 % tektur pasir 6,99%. Kandungan kalium dalam tanah 0,289 me/100 gr,KTK pada tanah 36.513me/100 gr, kandungan C organic 0.704 % dan bulk desity 1.109 gr/ml. Kelas kelerengan tanah didalam areal KHDTK Riam Kiwa berkisar antara 0-15 %dengan luas 1092.5 ha(75.09%)dan kelas kelerengan tanah 15-40% dengan luas 362.51 ha (24.91%).(Apriyanto,2006)
Sarana prasarana
KHDTK Riam Kiwa memiliki beberapa fasilitas untuk mendukung pelaksanaan kegiatan antara lain : Gedung pelatihan, bangunan camp, bangunan rumah jaga, ruang kantor/pertemuan, gudang peralatan, unit traktor, kendaraan roda dua serta peralatan kebakaran hutan.
Bangunan camp unit traktor di KHDTK Riam Kiwa\
KEGIATAN DI KHDTK RIAM KIWA
Kegiatan Penelitian yang telah dilakukan sampai Tahun 2013 ada 54 judul penelitian, beberapa kegiatan penelitian yang telah dilakukan antara lain : Uji jenis, Uji tempat asal jenis, Uji teknik silvikultur, Ujicoba tanaman campuran, pembangunan tegakan benih, penelitian pengembangan jenis tanaman local cepat tumbuh serta beberapa kegiatan penelitian pencegahan kebakaran hutan dan lahan.
Selain kegiatan penelitian di KHDTK Riam Kiwa juga telah dilaksanakan kegiatan yang bersifat pengembangan antara lain : pembangunan arboretum jenis asli Kalimantan serta pembangunan demplot tanaman jenis local. Sementara itu kegiatan di KHDTK sendiri bersifat rutin seperti pemeliharaan tanaman, pemeliharaan jalan, pengendalian kebakaran hutan serta pendataan.
Guna meningkatkan hubungan dengan masyarakat sekitar KHDTK, dilakukan juga kegiatan sosialisasi keberadaan KHDTK dalam berbagai bentuk antara lain : pembagian kalender yang bertema KHDTK, pelaksanaan diskusi bersama masyarakat sekitar KHDTK, pelaksanaan acara keagamanan bersama masyarakat sekitar serta melakukan kegiatan pemasyarakatan IPTEK (pelatihan) bagi masyarakat sekitar KHDTK Riam Kiwa. Direncanakan pula mulai tahun 2013 akan dibentuk forum masyarakat peladang di KHDTK Riam Kiwa yang akan menjadi sarana komunikasi antara masyarakat sekitar dengan penggelola KHDTK. Program yang akan dilaksanakan melalui forum ini antara lain : pengembangan jenis tanaman kopi robusta dan gaharu bersama masyarakat serta pengembangan usaha peternakan dan perikanan.
Pemasyarakat IPTEK Pendekatan (sosialisasi informal) kepada masyarakat