Rakornis 2023: Kepala BSILHK Apresiasi Pembangunan SIRAPS ULIN BPSI LHK Banjarbaru
Bertempat di Cibubur, 20 satuan kerja BSI LHK berkumpul dalam rapat koordinasi teknis (Rakornis), mulai tanggal 22-24 November 2023. Rapat dihadiri oleh Ditjen PPI, BP2SDM, Ditjen PSLB3, Dtjen KSDAE, Ditjen PSKL, Ditjen PDASRH, dan Biro Perencanaan. Rakornis kali ini mengambil tema refleksi peran BSI LHK untuk memberikan landasan program 2024. Beberapa agenda yang dibahas antara lain capaian kegiatan 2023 beserta tantangan di tapak, rencana 2024, formulasi, validasi, uji terap penanaman standar, pemantauan penerapan, penilaian penerapan dengan instrumen-instrumennya.
Saat ini terdapat lebih dari 1.100 usaha/kegiatan yang dipantau yang berada di 34 provinsi, 292 kabupaten, 10 sektor. Ada 191 standar yang telah diformulasi. Ada 11 standar telah ditanamkan di sistem informasi persetujuan lingkungan amdalnet. BSILHK tidak hanya memproduksi standar, namun juga memastikan standar diterapkan dan dipantau penerapannya.
Kepala BSI LHK (Ary Sudijanto) memulai arahannya dengan mengulas kembali perjalanan BSI LHK. Sebagai lembaga baru dimana tidak ada pattern lembaga yang bisa dicontoh, BSILHK terus mencari pola-pola kerja dari perumusan standar hingga penilaian penerapan standar. Diantaranya melakukan langkah extraordinary redesain program 2023 yang bersifat top down. Diakaui bahwa dalam renja pelaksanaan tusi BSI masih bernuansa riset. Untuk mengubahnya sekaligus dalam rangka mencari jati diri BSI, dilakukan exercises walaupun adakalanya menabrak batasan. Exercise malah dimulai oleh UPT di daerah yang melakukan pemantauan standar di tingkat tapak, bertemu langsung dengan mitra kerja dan pelaku usaha.
Sejalan dengan pelaksaaan kegiatan muncul banyak hal-hal baru, ide-ide baru yang memunculkan inovasi. Seperti yang dilakukan BPSI LHK Banjarbaru dengan inovasi layanan fasilitasi penerapan standar (SIRAPS ULIN) yang beberapa hari lalu dilaunching dan diresmikan. Kepala BSI memberikan apresiasi atas pembangunan layanan fasilitasi penerapan standar instrument (SIRAPS ULIN) tersebut. Keberadaan SIRAPS ULIN akan memberikan penguatan pelaksanaan tusi balai terkait fasilitasi penerapan standar.
Rakornis ini diharapkan akan menghasilkan output terkait dengan proses bisnis yang baru, serta potensi outcome kegiatan . Dalam new probis, akan nampak jelas perbedaan tusi bidang 1 dan bidang 2 pada di tingkat pusat, maupun tusi seksi 1 dan seksi 2 di tingkat balai. New probis menjadi peluang BSI untuk mendukung penuh eselon I teknis sebagai unit line function dalam kerangka persetujuan lingkungan, perijinan berusaha, perencanaan kegiatan/usaha berisiko lingkungan, serta layanan kualitas lingkungan hidup yang terstandar dengan baik sehingga kualitas lingkungan hidup dan kehutanan tetap terjaga dan lestari.***AF,SR.